Blog ini aku terbitkan berawal dari sebuah gelisahan. sepertinya ada ketukan yg memanggil untuk membuka sebuah ruang pemikiran serta berbagi untuk semua.
Minggu, 13 Desember 2009
KETIKA MAHASISWA BEREBUT RUANG KULIAH
Tahun ajaran 2009-2010 ini, jumlah pendaftar di Unismuh hampir mencapai 12 ribu orang. Jumlah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Suatu prestasi yang sangat membanggakan, namun disisi lain adalah merupakan tantangan yang sangat besar, terutama dalam hal pelayanan mahasiswa. Dari sekitar 12 ribu pendaftar, sekitar 7 ribu-an yang dinyatakan lulus untuk melanjutkan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar ini. Tujuh ribu mahasiswa baru, bukanlah angka yang kecil. Sebuah angka yang fenomenal dan butuh kerja keras untuk melakukan pembinaan.
Di sela-sela gembiraan dengan banyaknya jumlah mahasiswa baru yang diterima, muncullah berbagai keresahan dimana-mana, baik dari kalangan pengelola PT dalam hal ini BPH dan jajarannya maupun dari kalangan mahasiswa itu sendiri, baik mahasiswa yang telah lama kuliah maupun yang baru akan memulai aktivitas di dunia kampus. Kondisi yang paling meresahkan adalah terkendalanya kegiatan perkuliahan yang disebabkan oleh suatu permasalahan klasik yaitu terbatasnya ruang-ruang perkuliahan. Kondisi ini dari tahun ke tahun tidak pernah mendapatkan perhatian yang serius dari pimpinan universitas. Ironis memang dan merupakan suatu pertaruhan nama baik, ketika para pimpinan sepakat untuk membuka kerang penerimaan mahasiswa baru dengan jumlah ribuan namun pada sisi lain fasilitas yang telah tersedia dalam kampus sangat-sangat di bawah standar atau dengan kata lain sangat jauh dari harapan. Hal yang paling membingungkan adalah ketika melihat gambar-gambar yang disuguhkan pada lembaran brosur baik brosur Universitas maupun brosus Fakultas. Dalam brosur tersebut, tergambar dengan sangat jelas betapa idealnya dan indahnya kondisi kampus Universitas Muhammadiyah Makassar. Kondisi yang sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang harus dirasakan oleh para mahasiswa. Tuntutan akan ruang untuk berekspresi bagi mahasiswa sangat terbatas sekali, jangankan untuk berkreativitas, ruang untuk perkuliahan pun sangat terbatas.
Langkah yang kemudian diambil oleh para pimpinan Universitas yakni melakukan kontrak penyewaan ruang-ruang kelas di salah satu sekolah menengah yang tak jauh dari kampus. Tanpa disadari, para pimpinan telah melakukan sebuah blunder besar, sebuah kesalahan besar. Langkah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pencitraan lembaga Unismuh selama ini di mata masyarakat. Kondisi ini tak pelak melahirkan suara-suara sumbang di kalangan mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang notabene telah lama berstatus sebagai mahasiswa di kampus ini. Mereka terdepak dari kampusnya sendiri, karena sebuah permasalahan yang seharusnya tidak terjadi. Kembali kepada pencitraan lembaga, kondisi seperti ini sangat merugikan lembaga Universitas Muhammadiyah Makassar. Citra lembaga Unismuh selama ini di mata masyarakat sangat baik, terbukti banyaknya orang tua yang mau mendaftarkan anak-anak mereka di kampus ini. Masyarakat kagum, masyarakat bangga dengan keberhasilan Unismuh sebagai PTS dengan jumlah pendaftar hampir mencapai 12 ribu orang. Namun dengan kondisi ini, sudah pasti para masyarakat akan berpikir lebih selektif untuk mengkuliahkan anak-anaknya di Kampus Unismuh. Mereka akan beranggapan bahwa kampus Unismuh ternyata tidak mampu menyediakan fasilitas belajar bagi anak-anak mereka, yang nantinya akan berdampak pada kualitas SDM yang dimiliki oleh anak-anak mereka.
Langkah ini ternyata tidak serta merta mampu untuk menyelesaikan permasalahan klasik tersebut. Ternyata kondisi di dalam kampus lebih parah lagi. Pengklaiman pemilikan ruangan kuliah menjadi topik hangat yang selalu diperbincangkan dan selalu terdengar riuh di kalangan mahasiswa, kondisi ini terutama terlihat dengan sangat jelas di Gedung F lantai I dan II. Perebutan ruangan kuliah hampir terjadi setiap harinya disetiap jam mata kuliah. Saya sendiri sering mengalami dan merasakan kondisi ini. Ketika kami hendak melakukan proses perkuliahan di dalam ruangan yang telah ditentukan sebelumnya, ternyata ruangan tersebut telah diisi oleh mahasiswa dari jurusan lain. Perasaan kecewa pun tak bisa terhindarkan begitupun perasaan tidak tenang yang dirasakan oleh mahasiswa yang memakai ruangan kami. Mengalah dan pasrah sering kami lakukan, namun terkadang juga dengan sangat terpaksa kami harus mengusir teman-teman mahasiswa yang menggunakan ruangan kami. Memang sangat tidak manusiawi rasanya, namun inilah konsekuensi yang harus diambil dan dijalani. Lambat laun, jika kondisi seperti ini tidak diatasi dengan segera, maka tidak menutup kemungkinan akan timbul gesekan-gesekan dan disintegrasi antar sesama mahasiswa yang berujung pada konflik internal mahasiswa itu sendiri. Atau mungkin akan timbul gerakan-gerakan dari kalangan mahasiswa terhadap kinerja kepemimpinan para birokrat-birokrat kampus. Sebuah kondisi yang sangat tidak diinginkan bersama, namun perlahan itu akan terjadi ketika tidak ada langkah kongkrit dan cepat yang diambil oleh pimpinan Universitas untuk mengatasi masalah ini.
Tahun lalu, telah dibangun dua buah gedung untuk perkuliahan dengan jumlah sekitar 20 ruang kuliah. Gedung yang dibangun secara semi permanen ini hanya memakan waktu sekitar tiga bulan untuk proses pembangunannya. Kondisinya sederhana meskipun agak sempit. Ruang-ruang kuliahnya hanya dibatasi dengan dinding tripleks, sumpek dan panas tidak ada fasilitas kipas angin dan jangan pernah bermimpi untuk merasakan sejuknya hembusan angin dari sebuah AC. Kondisi gedung ini masih sedikit lebih baik ketimbang barak-barak tempat pengungsian korban bencana alam. Namun masih sangat jauh untuk dikatakan layak sebagai tempat perkuliahan.
Inilah kondisi kampus yang kita cintai. Kampus yang membina sekitar 23 ribu mahasiswa dengan kondisi ruangan yang sangat tidak sebanding. Sehingga tak pelak melahirkan sedikit gesekan-gesekan antar sesama mahasiswa dalam hal penggunaan ruangan perkuliahan. Memang suatu hal yang aneh, ketika mahasiswa saling memperebutkan ruangan untuk tempat perkuliahan. Ternyata di kampus ini, bukan hanya kompetisi perebutan ketua-ketua lembaga kemahasiswaan yang terjadi, namun kompetisi perebutan ruangan perkuliahan pun terjadi. Sebuah kompetisi yang aneh, tapi nyata. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah sampai kapan kondisi ini akan dirasakan oleh mahasiswa? Seharusnya para pimpinan universitas mengambil langkah antisipasi secepatnya agar kondisi seperti ini tidak terulang lagi pada tahun-tahun berikutnya. Pimpinan universitas harus lebih selektif dalam hal menerima calon mahasiswa baru. Sekarang bukan saatnya lagi untuk mengejar kuantitas, namun saatnya untuk meningkatkan kualitas dan salah satu kebutuhan yang mendasar untuk meningkatkan kualitas SDM mahasiswa yaitu menyiapkan sarana dan prasarana perkuliahan dalam hal ini tersedianya ruang-ruang perkuliahan yang refresentatif dan lengkap.
Sebuah harapan besar dari penulis, mudah-mudahan kedepannya nanti kondisi seperti ini tidak ada lagi. Malu rasanya kita berkompetisi dalam hal perebutan tempat perkuliahan. Mohon maaf kepada segenap unsur birokrat kampus, apabila dalam tulisan ini terdapat hal-hal yang tidak berkenan di hati. Namun inilah suara dari kami, inilah yang kami rasakan dan beginilah sesungguhnya kondisi kampus yang kita cintai dan kita banggakan bersama. Terima kasih, semoga tulisan ini bermamfaat.
Minggu, 06 Desember 2009
Melepasmu....Itu Harus.
Telah habiskah waktuku untuk bersamanya……
Telah hinakah diri ini untuk ada didekatnya…
Setelah ku tahu dia telah memilih jalannya……
Kumasih ingin mencitainya …
Kumasih ingin didekatnya …
Kumasih ingin bersamanya….
Namun semua telah hina di matanya…..
Lengkap sudah deritaku.…
Ketika engkau lepaskan semuanya…
Setelah engkau menumbuhkan sebuah harapan…….
Kini dengan seenakmu pergi dan tak pernah menoleh ke arahku lagi…..
Pergi darinya adalah pilihan yang berat…….
Namun sepertinya ku harus ……
Mengingat ku tak ada arti apa-apa baginya….
Dan sangat tidak pantas baginya…..
Ku harap dia akan mengerti nantinya…..
Bahwa niatku tulus untuk mencintainya …..
Hingga akhirnya dia pun merasakan apa yg telah aku rasakan…….
Karena terlalu sakit hati ini dengan segala tingkahnya…….
ARHY ABY AL-SHIHAB
Tetap Ku Nanti Bidadari Itu
Meski tiada maksud untuk itu…….
Telah kuhadirkan sejuta kecewa dalam hidupnya……
Hingga membuat dia tak mampu untuk berbuat apa-apa…….
Ku sadari aku manusia yang tidak tahu diuntung…..
Tidak tahu berterima kasih…..
Dia telah menghadirkan cinta dan asanya hanya buatku seorang……
Tapi kini ku buatnya kecewa………
Meski aku tak tahu apa kesalahanku…..
Karena aku tidak serendah itu…….
Ku hanya bisa menyalahkan diri ini…
Meski akupun tak tahu apa salahku sebenarnya…..
Cerita itu adalah kenangan lama…yang jauh pernah ada sebelum cerita kita…..
Kisah singkat yang tidak melahirkan apa-apa…..
Yang telah berakhir dan tergantikan oleh cerita baru kita…..
Inilah gubahan isi hatiku…….yang terdalam…
Inilah kejujuranku… yang terbaik…….
Yang tanpa skenario sedikit pun…..
Nyata tanpa ada yang tertutupi…..
Kini asa dan harapan itu ditanganmu……
Ku masih ingin berjalan beriringan denganmu…
Karena aku masih tak mampu untuk berjalan sendiri…
Dan tak akan pernah mampu…….
Meski nantinya kau bukan bidadari yang akan memapahku…
ARHY ABY AL-SHIHAB
TELAH JATUH AIR MATA ITU…
Yang sedikitpun tak ingin aku lakukan…….
Telah kubuat patah sayap-sayap cintanya….
Meski aku pun bingung dengan kesalahanku…..
Mengapa terlalu tega orang-orang untuk menyudutkanku……
Padahal aku tak pernah berbuat dosa kepada mereka…….
Mengapa terlalu tega mereka melemparkan aib dimukaku…..
Padahal aku tak pernah berbuat salah kepada mereka….
Kini kuharus berjuang untuk mendapatkan kembali kasihku…
Kasih yang seharusnya tetap indah hingga saat nanti……
Berseri untuk terus menyejukkan hati ini……..
Yang hilang bersama dengan aib yang dilemparkan kepadaku……
Tuhan, hambamu bersujud dengan penuh kekhusyukan…
Berharap keajaiban dan jalan terbaikmu…….
Tanganku aku tengadahkan meminta kepadamu agar engkau kembalikan dia untukku…..
Buka hatinya, untuk melihat sebuah kebenaran itu…….
Jika engkau berkehendak lain….
Dan menjadikan perpisahan adalah jalan terbaik……
Maka satu pintaku Tuhan………
Persatukan aku dengannya di kehidupan yang akan datang……
Karena cintaku tak pernah mati untuknya……..
ARHY ABY AL-SHIHAB
Karena Ada Cinta Bersama Kita
Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku,
karena cinta ialah semua yang dapat kucapai…
Dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…
Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…
Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…
Pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku…
Dan, pabila sayapnya merangkummu…
Pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…
Jangan menangis, Kekasihku…
Janganlah menangis dan berbahagialah…
Karena kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah…
Kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan….
Ku hanya punya segenggam cinta…
Yang telah kupersembahkan utuh kepadamu…
Tak tersisa lagi untuk siapa-siapa…
Hanya denganmu aku akan berjalan…
Meski jalan yang kita lalui adalah kerikil berduri….takkan terasa…
Karena ada cinta bersama kita….
ARHY ABY AL-SHIHAB
Maafkan Cintaku.......
Maafkan cintaku kalau telah melukaimu….
Karna tingkahku hingga akhirnya air mata itu menetes….
Tak sedikitpun niatku untuk itu….
Karena aku tak berbuat apa-apa….
Retakkah cinta kita kini???
Cinta yang kita rajut dengan penuh pengorbanan…
Tak berartikah kasih sayang ini???
Sehingga kau harus meneteskan air mata
Pada sesuatu yang belum jelas adanya….
Aku tak salah apa-apa….
Aku tak berbuat apa-apa….
Kenapa terlalu dini engkau menyudutkanku….
Bahkan tak memberiku celah untuk bicara….
Kuingin cinta kita yang kita bina bersama…..
Hanya ada kita di dalamnya….
Bukan semua orang karena mereka tidak pantas untuk ada didalamnya….
Mereka tidak tahu sedikitpun tentang kita…
Akan ku kembalikan kepercayaan itu lagi dihatimu…..
Meski ku harus mengarungi samudera……..
Menjelajahi angkasa raya…..biarlah aku rela..
Karena kutak ingin lepas darimu….
Namun ketika dayaku sudah tak mampu untuk berbuat lagi…
Dan dirimu tetap pada keyakinanmu akan kesalahan-kesalahanku….
Dengan hati lapang, ikhlas terima perih yang akan kau goreskan di hati……….
ARHY ABY AL-SHIHAB
Sabtu, 24 Oktober 2009
HARAPAN DARI RAKYAT JELATA BUAT PAK PRESIDEN
WAHAI PRESIDEN KAMI YANG BARU…….
PRESIDEN PILIHAN RAKYAT, KATANYA….
TAPI TAK SEDIKIT KEBIJAKANNYA TAK BERPIHAK KEPADA RAKYAT…..
SEBELUM DUDUK… RAJIN NONGKRONG BERSAMA RAKYAT……
TERPILIH DAN DILANTIK MENGATASNAMAKAN RAKYAT……
NAMUN SERING SENGAJA BUTA AGAR TAK MELIHAT DERITA RAKYAT……
INILAH DEMOKRASI NEGERI KITA…….
HARI INI SAYANG…BESOK DI TENDANG…
KEMARIN SALAM-SALAMAN, CIUM-CIUM TANGAN…
BESOKNYA DILINDAS DENGAN PANSER-PANSER DAN PENTUNGAN PETUGAS…
WAHAI PRESIDEN KAMI YANG BARU….
TOLONG DENGAR SUARA KAMI…..
SUARA-SUARA SUMBANG TERCEKIK DI KOLONG JEMBATAN….
TEMPAT KAMI MENGGANTUNGKAN NASIB KAMI……
INGAT, STELAN JAS YANG BAPAK PAKAI ITU HASIL KERINGAT DARI KAMI……
KAUM YANG SERING BAPAK TINDAS ATAS NAMA PENERTIBAN….
5 TAHUN KEDUA BAPAK AKAN PIMPIN BANGSA INI…….
KAMI TAK MAU DIPERMAINKAN LAGI SEPERTI KEMARIN-KEMARIN…..
PERUT KAMI TAK MAU DIPERMAINKAN LAGI OLEH HARGA BARANG-BARANG….
KAMI TAK MAU LAGI JADI PENGHUNI BUI, KARENA SUSAHNYA PEKERJAAN….
SLOGAN KESEJAHTERAAN ADALAH SENJATA KAMPANYE BAPAK….
SEKIRANYA TIDAK BAPAK LUPA…..
5 TAHUN YANG LALU BAPAK JANJIKAN KESEJAHTERAAN ITU……..
TAPI YANG KAMI DAPATKAN HANYA SELEMBAR BAJU KAOS KAMPANYE BAPAK….
YANG MESKI SUDAH USANG MASIH KAMI PAKAI……
KARENA KAMI SADAR TERNYATA HANYA ITU YANG BISA KAMI DAPATKAN…
DAN ITU BUKAN KESEJAHTERAAN……..
MANA KESEJAHTERAAN ITU PAK PRESIDEN………………………..
MANA…MANA….MANA…MANA….
DASAR-DASAR PEMERINTAHAN
Pemerintah disebut sebagai ilmu bahkan kini menjadi suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, Karena memenuhi syarat yang diminta oleh suatu disiplin ilmu sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri.
Pertama, sebagai disiplin ilmu, pemerintahan memilki obyek materia yaitu Negara, artinya melihat dari pokok masalah yang dibahas maka negaralah sosok yang dibahas. Kedua, pemerintahan sebagai disiplin ilmu yang mandiri memiliki obyek forma, dalam arti sudut pandangnya adalah hubungan antara penguasa dan rakyat yang dipimpinnya. Untuk melihat hubungan ini bisa dilihat dari berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan. Khusus untuk gejala pemerintahan apakah itu sentralistis ataupun desentralistis dapat dideteksi yaitu apakah rakyat yang dipimpin diberikan demokratisasi atau pemerintah terlalu mengambil alih seluruh persoalan hidup rakyatnya. Ketiga, sebagai ilmu pengetahuan pemerintahan diterima secara universal diseluruh dunia, walaupun kemudian dilihat dari corak berpikir (paradigma) terdapat berbagai kutub yaitu di Eropa berangkat dari ilmu politik karena bernuansa kekuasaan, sedangkan di Amerika Serikat berangkat dari administrasi Negara karena bernuansa pelayanan. Keempat, sebagai ilmu keberadaan pemerintahan juga dapat dipelajari dan diajarkan sehingga berbagai perguruan tinggi mendirikan jurusan dan kajian ilmu pemerintahan. Kelima, ilmu pemerintahan juga memilki sistematika yang khas. Sistem pemerintahan suatu Negara tidak sama dengan negara lain.
B. Pemerintahan sebagai Seni
Pemerintahan disebut sebagai seni adalah karena dalam pemerintahan juga dikenal berbagai cipta, rasa dan karsa seorang birokrat yang mempengaruhi rakyatnya, membuat suatu keputusan yang mengikat tanpa paksaan, memiliki seni olah suara dalam berbagai retorika dan penguasaan massa. Dalam ilmu pemerintahan seni memerintah adalah bagaimana seseorang seniman pemerintahan dengan keahliannya mengetahui, bagaimana agar mampu menyelenggarakan pemerintahan, menjadikan pekerjaannya sebagai teater dan dirinya sendiri menjadi dalang kendati bawahannya menjadi wayang yang dapat diatur siapa yang akan kalah dan siapa yang akan menang dalam pertempuran yang direkayasa sang dalang sendiri.
Menurut George Terry seni adalah kekuatan pribadi seseorang yang kreatif ditambah dengan keahlian yang bersangkutan dalam menampilkan tugas pekerjaannya. Jadi seni pemerintahan merupakan kemampuan dan kemahiran seseorang untuk mewujudkan berbagai strategi pemerintahan secara bagus, indah dan elok dalam tugas dan fungsinya sebagai seniman pemerintahan.
Selasa, 08 September 2009
Aspek Budaya Dalam Kepemimpinan Aparatur Negara
Dengan kata lain esensi disiplin nasional adalah kepatuhan dan ketaatan terhadap aspirasi dan cita-cita nasional, ideologi negara dan UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan lainnya yang merupakan juga tanggung jawab sosial.
Didalam kepatuhan dan ketaatan itu secara kongkret berarti adanya kesediaan untuk mematuhi, menghormati dan adanya kemampuan melaksanakan suatu sistem nilai yang mengharuskan seseorang tunduk pada putusan, perintah atau peraturan yang berlaku dimasyarakat khususnya dilingkungan kerja masing-masing. Dengan kata lain bahwa disiplin nasional tidak mungkin terwujud tanpa disiplin pribadi berupa kebiasaan yang melekat pada diri seseorang, tidak terkecuali bagi para apartur pemerintah secara perseorangan.
Disiplin pribadi didalam lehidupan sosial budaya Indonesia tampak dipengaruhi oleh kepemimpinan, sehubungan dengan itu masalah keteladanan menjadi sangat penting artinya, karena keteladanan pimpinan itu berkenaan dengan dedikasi, disiplin, keterbukaan, sikap lugas dan keberanian bertindak dalam menyelesaikan masalah penyelewengan, penyimpangan, penyalahgunaan, wewenang, dan lain-lain tindakan tak terpuji.
Terdapat beberapa aspek budaya yang berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas bagi aparatur pemerintah sehingga kinerjanya tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien yaitu antara lain:
1. Budaya paternalisme yaitu sikap yang terlalu berorientasi keatas, akibatnya bawahan bekerja lebih menyenangi menunggu perintah dari atasan, sedangkan kreativitas, inisiatif berkurang bahkan cenderung dimatikan. Budaya ini perlu dikurangi agar tidak berkelebihan yaitu dengan cara sebagai berikut:
- Pemimpin perlu mengembangkan pola proses pengambilan keputusan bersama (group decision process) tanpa mengurangi wewenangnya dalam mengambil keputusan.
- Bila perlu pengarahan dikurangi dan diganti dengan pola pemecahan masalah (problem solving oriented) sehingga setiap petugas merasa ikut bertanggung jawab pada setiap masalah organisasi/unit kerjanya.
2. Budaya manajemen tertutup yang artinya bahwa pemimpin merasa sebagai penguasa yang tidak perlu mengikutsertakan bawahannya sehingga timbul sikap saling curiga mencurigai, tidak percaya, dan prasangka yang kurang menguntungkan dan lain-lain. Yang berakibat pekerjaan tidak berjalan secara efektif dan efisien.
3. Budaya kurang mampu membedakan jam kerja dan jam dinas, urusan pribadi dan urusan kedinasan. Untuk itu disiplin kerja dan disiplin waktu perlu dibina dan ditingkatkan, dengan mengurangi kebiasaan yang tidak tepat pada jam kerja.
4. Budaya atau kebiasaan memberikan terlalu banyak pekerjaan dan tanggung jawab kepada seseorang yang aktif dan berprestasi dan kurang percaya terhadap yang belum memperoleh kesempatan untuk aktif dan berprestasi.
5. Budaya sistem famili dan koneksi yang dilingkungan aparatur pemerintah mengakibatkan pengangkatan pegawai dan pembinaan karier kurang memperhatikan profesionalisme dan prestasi. Budaya ini ditunjang lagi oleh kebiasaan berupa kecenderungan pilih kasih (like and dislike) dalam pembinaan dan pengembangan karier dan penempatan seorang pegawai. Kondisi ini harus segera ditiadakan mengingat semakin pesatnya, perkembangan ilmu dan teknologi yang memerlukan personil yang berkualitas dilingkungan aparatur pemerintah.
6. Budaya asal bapak senang (ABS) yaitu budaya didalam memberikan informasi/laporan kepada pimpinan dengan penuh rekayasa hal demikian dilakukan buasanya untuk menutupi kekurangan/kelemahan atau kegagalan dalam bekerja, tetapi juga karena rasa takut pada pimpinan dan sifat senang dipuji atau rasa kurang senang dikoreksi oleh atasannya. Budaya ini akan berakibat mempersulit pelaksanaan pengawasan dan pembinaan dan bimbingan dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
7. Budaya tidak senang diperiksa karena pengawasan cenderung bersifat mencari-cari kesalahan. Pengawasan hendaknya dikembangkan sebagai usaha membantu pihak yang diawasi untuk menyadari kekurangan dan kelemahannya disertai dorongan untuk memperbaiki melalui usaha sendiri. Setiap aparatur pemerintah hendaknya menyadari bahwa kegiatan pengawasan adalah pekerjaan yang rutin dan wajar yang tidak perlu ditakuti, perasaan takut dan tidak menyukai pengawasan itu hanya dapat dihindari jika setiap aparatur pemerintah mengembangkan kebiasaan bekerja sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, berani karena benar takut karena salah.
Masih banyak budaya yang tersirat dalam adat istiadat, kebiasaan, hubungan kemasyarakatan dan lain-lain yang ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan kegiatan setiap unsur manajemen. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi budaya dan kinerja aparatur pemerintah Indonesia untuk dapat lebih mengabdi pada bangsa dan negara.
Jumat, 24 Juli 2009
Reformasi Pemerintahan Desa
1. Bentuk dan susunan pemerintahandesa dikembalikan pada bentuk dan susunan sebelum adanya Undang-undang nomor 5 tahun 1979 dengan memperhatikan asal usul "desa asli" yang berdasarkan adat yaitu otonomi desa.
2. Kepala desa dan kepala dusun dipilih secara langsung oleh masyarakat desa melalui pemilihan secara adat.
3. Dibentuk Dewan Perwakilan Desa atau lembaga rembuk desa yang merupakan salah satu unsur dalam pemerintahan desa.
4. Mengembalikan sumber-sumber asli pendapatan desa seperti:hak ulayah atas tanah, hak atas hutan desa, hak atas barang galian tambang pasir dan kerikil/koral, pajak-pajak pasar/kalangan, pajak dan retribusi desa serta pungutan-pungutan yang resmi diatur keputusan desa dan tidak termasuk wewenang atasan.
5. Mekanisme administrasi desa yang lebih efektif dan efisien, sehingga tidak terbelenggu oleh rantai birokrasi baik dikecamatan atau di kabupaten. Administrasi desa dilengkapi dengan suber daya, dana, sarana dan prasarana yang memadai.
Reformasi pemerintahan desa akan terlihat dengan jelas hubungan yang harmonis antara:
"Masyarakat desa dengan pemerintah desa", sehingga pemerintah desa dalam segala keputusannya dan tindakannya selalu mengutamakan kepentingan dan aspirasi masyarakat desa tanpa melupakan kepentingan negara dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa. Disamping itu masyarakat desa wajib mendukung pemerintahannya dengan menaati keputusan-keputusan serta menaati tindakan-tindakannya yang demokratif dan sekaligus dapat pula mengoreksi tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat. Inilah reformasi pemerintahan desa yang sesungguhnya dan idealnya.
Minggu, 05 Juli 2009
MENILIK KINERJA LEGISLASI DI DAERAH
Praktik tidak terpuji lain adalah jual beli perda dan pemalakan dalam pengesahan perda. Maksudnya bahwa harus ada pelican supaya perda disahkan oleh DPRD, seperti dalam kasus di sebuah kabupaten di Jawa Timur. Perda yang tidak berpihak pada kepentingan publik luas juga menjadi salah satu masalah utama hasil dari proses legislasi di tingkat daerah. Perda-perda retributif yang biasanya mengatur tentang kenaikan tariff adalah salah satu contohnya. Kenaikan tarif ini merupakan jalan paling sederhana dan mudah dalam rangka mengenjot PAD, yang dipersepsikan oleh sebagian daerah sebagai konsekuensi logis dari otonomi yang kemudian bergeser menjadi outomoney.
Sayangnya, beberapa perda ini justru yang terkait dengan layanan dasar yang seharusnya menjadi hak warga dan disediakan oleh Negara, seperti layanan kesehatan. Pendekatan swakelola yang mendorong Puskesmas dan RS untuk bisa mendanai seluruh aktivitas dan operasionalnya, bisa berimplikasi pada semakin tak terjangkaunya layanan kesehatan bagi orang miskin.
MENGGELEDAH DEMOKRASI BANGSA KITA DAN PERILAKU ANGGOTA DPR
Parlemen merupakan perwakilan kehendak setiap kalangan masyarakat. Anggota parlemen terhormat dipilih oleh rakyat, bekerja untuk rakyat, dan bertanggung jawab kepada rakyat. Akan tetapi, demokrasi seringkali justru berhenti total ketika segenap aspirasi rakyat itu disalurkan lewat parlemen. Inilah salah satu ironi demokrasi yang telah diwacanakan sejak dahulu oleh filsuf Yunani Socrates atau dictator Italia Benito Mussolini. Rakyat tidak bisa lagi berharap banyak kepada parlemen ketika politisi-politisi pilihannya sudah mengenakan baju kekuasaannya. Rakyat hanya membutuhkan lima menit untuk mencoblos di tempat pemungutan suara untuk memilih politisi pilihannya untuk masa kerja lima tahun.
Rakyat Indonesia untuk pertama kalinya memilih anggota-anggota parlemen dalam Pemilu 1955 ketika usia republik masih 10 tahun. Pemilu tersebut dikenang sebagai penyelenggaraan demokrasi yang diselenggarakan secara terbuka, jujur, dan adil. Namun, Bung Karno ingkar janji karena gagal menyelenggarakan pemilu ketika ia memberlakukan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pemilu 1971 sudah tidak lagi terselenggara dengan terbuka, jujur, dan adil karena diberlakukannya kecurangan secara sistematis oleh rezim Orde Baru yang mengandalkan sokongan politik ABG (ABRI, Birokrasi dan Golkar).
DPR tak lebih dari sekedar stempel yang selama bertahun-tahun mengesahkan kekuasan otoriter Presiden Soeharto tanpa pernah bersikap kritis. Para anggota DPR miskin gagasan. Mereka tidak cukup kreatif dan hanya sibuk dengan urusan-urusan yang tidak perlu untuk bertahan di DPR.
DPR yang membudayakan kultur masih berlangsung sampai era “Orde Reformasi” sekarang ini. Perilaku anggota DPR semakin seronok, misalnya terlibat skandal video mesum. Kini mereka juga rajin memungut “gratifikasi” dan keranjingan studi banding keluar negeri. Salah seorang pelawak andalan srimulat, Gepeng, menyebut pulitik (politik) sebagai akronim dari “ngumpul itik-itik”. Tidaklah mengherankan jika anggota DPR tidak ubahnya bebek-bebek yang senasib sepenanggungan karena selalu bersuara, berenang, dan bebaris bersama-sama sampai mati. Tapi cobalah anda menabrak rombongan bebek yang sedang menyeberangi jalan. Mereka pasti langsung panik, membubarkan diri dan segera kabur menyelamatkan diri masing-masing. Seperti inilah potret sebagian anggota DPR kita.
DEMOKRASI ASAL TAMPIL BEDA (DATB).
Salah satu korban yang sering di zalimi adalah Demokrasi dan akibatnya lahirlah teori baru penemuan bangsa ini, yakni “Demokrasi Asal Tampil Beda”. Dulu ada Demokrasi Terpimpin, tipu daya Bung Karno yang menolak Trias Politika demi melanggengkan kekusaan. Pak Harto merekayasa Demokrasi Pancasila, ideologi yang bersifat universal dan mustahil diturunkan derajatnya menjadi sistem demokrasi semata-mata. Demokrasi Liberal ala Barat mengenal dua jenis kabinet : Parlementer dan Presidensial, namun hanya di negeri ini ada jenis kelamin ketiga, yakni Kabinet Campuran Parlmenter-Presidensial ala Kabinet Indonesia Bersatu.
Mengapa bangsa ini gandrung Demokrasi Asal Tampil Beda? Sebab kompabilitas demokrasi tergantung dari perilaku yang mempraktekkannya. Perilaku bangsa itu belum tentu compatible dengan demokrasi kare manusia Indonesia sebetulnya belum mau dan mampu menerima demokrasi. Kepurbakalaan itu disebabkan rasa enggan mamatuhi aturan alias suka bertindak seenaknya, padahal praktik demokrasi tidak mudah susah karena orang dipaksa antre, menghargai perbedaab pendapat, menghormati minoritas, atau melarang pemimpin bertelinga tipis.
Itula demokrasi Indonesia yang mirip dengan keajaiban alam Segi Tiga Bermuda. Banyak pesawat da kapal laut yang melewati wilyah di segi tiga itu mengalami kecelakaan yang misterius. Pesawat, kapal dan penumpang hilang entah kemana. Ada yang bilang terseret pusaran air, ada yang yakin terhisap kelangit. Hubungan segi tiga kekuasaa antara rakyat, presiden dan DPR sering tidak jelas juntrungannya berkat Demokrasi Asal Tampil Beda. Itulah sebabnya hanya di negeri ini ada Gedung DPR yang digeledah karena dugaan korupsi.
KESEDERHANAAN PARLEMEN BELANDA
Dijelaskan bahwa angota parlemen Belanda itu bukan pegawai Negara. Jadi, jangankan mobil dinas, salaries (gaji) pun tidak ada. Sebagai imbalan jerih payah, angota parlemen menerima ganti rugi (schadeloos stelling). “Anggota parlemen sepatutnya ‘kan independen dan oleh karena itu dia tidak berdinas pada pihak manapun.” Jadi, untuk urusan mobilitas kegedung parlemen di Binnenhof (Den Haag), yang nyata-nyata demi kepentingan Negara, itu menjadi tanggung jawab masing-masing anggota parlemen. Apalagi “mobilitas untuk merawat konstituen”, itu bukan menjadi tanggung jawab dan beban Negara melainkan partai dari mana mereka berasal. Disini logika yang dipake simple saja: urusan menemui konstituen urusan partai, masa Negara yang harus menanggung biayanya? Negara hanya menyediakan uang ganti rugi transport untuk kepentingan tugas anggota parlemen. Banyak anggota parlemen yang ngantor dengan naik trem, sejenis angkutan umum kota mirip kereta api tapi bentuknya lebih kecil. Bahkan ada yang serig dating dengan bersepeda. Demikian hati-hati dan ketatnya Belanda mengelola keuangan Negara. Sehingga pada tahun 2001 neraca keuangan Negara surplus sampai 7 miliar gulden. Kelebihan uang tersebut sebagian dikembalikan kepada rakyat sebagai uang surprised di mana tiap-tiap rumah tangga mendapat 100 gulden atau setara 100 kg gula. Sebagiannya lagi digunakan untuk membayar utang Negara.
Bila anda berkesempatan melancong ke Belanda, tidak ada salahnya mampir sebentar ke kompleks parlemen Binnenhof, di jantung Kota Den Haag. Anda akan menyaksikan bahwa di halaman gedung parlemen negeri yang berpenghasilan 22.570 uero per kapita itu, tidak ada ditemukan mobil kelas Jaguar dan sejenisnya. Bagaimana dengan parlemen kita????
Senin, 29 Juni 2009
Debat Apa hasilnya?
Selasa, 02 Juni 2009
PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN
Peranan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan terutama di negara-negara berkembang atau dunia ketiga bekas jajahan harus benar-benar aktif dan positif. Karena pemerintah harus mempunyai sarana utama bagi rakyatnya terutama yang berkenaan dengan upaya meningkatkan tingkat taraf hidup atau tingkat kemakmuran rakyatnya.
ANAK USIA SEKOLAH JADI PEMULUNG
Kaya dan miskin merupakan kelas pembeda dalam kehidupan sosial suatu masyarakat. Biasanya masyarakat yang termasuk kedalam kategori kaya akan menjadi tokoh dalam sebuah masyarakat sebaliknya dengan ,asyarakat yang miskin, mereka akan terkucilkan dan tidak diperhatikan. Kondisi yang seperti ini juga turut berperan dalam penciptaan pekerja anak atau dengan kata lain faktor ini menjadi pemicu agar segenap anggota keluarga turut membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi meskipun dari anggota keluarga tersebut masih ada yang berstatus anak-anak. Kemiskinan menjerat dan merampas hak-hak anak akan kebebasannya untuk berekspresi, bermain dan belajar karena mereka diharuskan untuk bergelut dengan dunia kerja yang sangat tidak layak untuk mereka. Mahalnya harga pendidikan yang menjadikan orang tua anak tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya sehingga lebih memilih untuk mengunakan tenaga anaknya demi membantu kehidupan keluarganya. Salah satu pekerjaan yang banyak dipilihkan oleh orang tua anak-anak yang putus sekolah adalah menjadi pemulung. Mungkin profesi pemulung ini di pandang oleh orang tua sebagai pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan oleh anak-anaknya. Padahal sangat berdampak negatif sekali untuk pertumbuhan anak. Aktivitas pemulung biasanya kebanyakan dilakukan di sekitaran tempat pembuangan sampah atau limbah, yang merupakan sumber berbagai macam penyakit. Jadi sangat rentang sekali anak-anak untuk terserang penyakit. Tempat lain yang biasa dijadikan sebagai lokasi kerja para pemulung yaitu disekitaran kompleks perumahan, tetapi tetap pada tempat-tempat pembuangan sampah juga. Khusus di daerah perkotaan, yang mayoritas masyarakatnya sibuk beraktivitas dan sering meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong sering sekali di jadikan kesempatan bagi para pemulung untuk masuk mengambil barang-barang bekas yang ada di dalam rumah tersebut. Kondisi ini sangatlah memperihatinkan dalam membentuk watak dan tingkah laku anak jika kelak dewasa nanti.
Kondisi ekonomi yang sangat rendah menjadikan orang tua tidak mampu untuk berpikir jauh selain bagaimana untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Apalagi jika memang latar belakang keluarga anak tersebut tidak pernah tersentuh oleh pendidikan. Ini juga menjadi faktor sehingga orang tua lebih memilih menyuruh anaknya untuk bekerja daripada bersekolah. Kurangnya pemahaman yang di dapatkan oleh orang tua tentang betapa pentingnya sebuah pendidikan bagi anak menjadikan mereka tidak peduli akan nasib anak-anaknya kelak. Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana agar bisa makan hari ini. Jadi tidak heranlah ketika banyak anak-anak usia sekolah yang bekerja dengan pekerjaan yang tidak pantas mereka kerjakan.
Dunia Artis dan Politik, sangat Kontras
Dunia artis dinilai sangat kontras dengan politik. Dunia artis merupakan dunia entertainment atau hiburan. Berbeda dengan dunia politik, yang merupakan dunia maha serius bertujuan untuk membangun bangsa, kata pengamat politik Tjipta Lesmana. Melanjutkan artis masuk kedunia politik hanya sinergi. Jadi parpol perlu artis untuk vote getter. Saya yakin artis di DPR tidak mampu, paling di DPR hanya bergoyang dan senyum-senyum, kata Tjipta. Artis yang duduk di DPR jarang yang berbunyi, berteriak keras dan ngotot memperjuangkan daerah pilihannya.
Loyalitas para artis masih diragukan bila duduk di legislatif. Periode Pemilu 2004-2009 ada beberapa artis yang duduk di DPR telah membuktikan. Para artis itu tak berbunyi selama di DPR. Bukan urusan negara atau rakyat yang membuat mereka besar, melainkan karena gosip dan beritanya di infotainment. Simak saja apakah ada artis yang bersuara lantang membela rakyat? Sangat jarang sekali mereka berbicara soal rakyat. Kalaupun ada, pemberitaan tentang artis di legislatif, beritanyapun ditayangkan di infotainment.
Setelah KPU menetapkan hasil perhitungan suara untuk pemilihan legislatif tercatat sebanyak sekitar 15 artis dipastikan lolos kesenayan setelah bertarung dalam pemilu legislatif, 9 April lalu. Mereka adalah Vena Melinda, Tere Pardede, Adjie Massaid, Angelina Sondakh, Inggrid Kansil, Nurul Qomar dan Ruhut Sitompul dari partai Demokrat. Di susul dari partai Golkar yaitu Nurul Arifin, Tantowi Yahya dan Teti Kadi. Sementara PDIP meloloskan Rieke Dyah Pitaloka (Oneng) dan Dedi “Miing”Gumelar. Dari partai Gerindra ada Rachel Maryam serta dari PAN yaitu Eko Patriot dan Primus Yustisio.
Kehadiran semakin banyaknya artis di gedung DPR menurut pengamat politik dari CSIS J. Kristiadi tidak akan menambah kualitas wakil rakyat menjadi lebih baik justru sebaliknya DPR akan semakin lebih terpuruk. Dia meragukan para pesohor itu dapat mengikuti pembahasan-pembahasan di DPR karena wawasan mereka yang tidak memadai,”mereka mengerti politik hukum tidak, itu nanti sudah pasti ngawur”,tegas J Kristiadi.
Keberadaan sejumlah artis memunculkan banyak keraguan atas kinerja mereka nantinya di DPR. Artis tersebut diragukan untuk mampu memberikan sumbangsih yang berarti bagi rakyat yang mereka wakili. Dunia artis sangat berbeda dengan dunia politik, sehingga mereka akan kesulitan memberikan kontribusi yang berarti, misalnya ketika mereka harus terlibat saat pembahasan APBN atau kebijakan negara lainnya. Dunia artis dan politik seperti siang dan malam, sangat jauh perbedaan ilmunya. Banyak para artis yang tidak memeiliki latar belakang yang memadai untuk menjadi seorang wakil rakyat, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa di DPR. Itu bisa dilihat dari para artis yang telah lebih dulu ada di Senayan. Tapi tidak ada larangan bagi mereka, silahkan saja paling tidak buat ramai-ramai, setidaknya di DPR jadi banyak yang cantik daripada lihat politisi saja, hitung-hitung cuci mata.