Selasa, 02 Juni 2009

ANAK USIA SEKOLAH JADI PEMULUNG

Kemiskinan merupakan penyakit yang di alami oleh bangsa kita dewasa ini. Angka tingkat kemiskinan sangat sulit sekali ditekan oleh pemerintah meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Kemiskinan ini sangat erat kaitannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Faktor kemiskinan ini sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial masyarakat. Fasilitas-fasilitas berupa pelayanan dan pendidikan akan sangat sulit sekali didapatkan jika berstatus miskin. Sehingga banyak orang tua lebih memilih tidak menyekolahkan anaknya dan lebih memilih untuk mengajarkannya hidup mandiri atau mencari uang sendiri. Sehingga jangan heran kalau banyak anak-anak usia sekolah berkeliaran mencari barang-barang bekas disetiap tempat-tempat pembuangan sampah pada saat jam belajar sekolah. Mereka terpaksa melakukan itu karena mereka tidak mampu di sekolahkan oleh orang tuanya disebabkan karena kemampuan ekonominya yang sangat terbatas.

Kaya dan miskin merupakan kelas pembeda dalam kehidupan sosial suatu masyarakat. Biasanya masyarakat yang termasuk kedalam kategori kaya akan menjadi tokoh dalam sebuah masyarakat sebaliknya dengan ,asyarakat yang miskin, mereka akan terkucilkan dan tidak diperhatikan. Kondisi yang seperti ini juga turut berperan dalam penciptaan pekerja anak atau dengan kata lain faktor ini menjadi pemicu agar segenap anggota keluarga turut membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi meskipun dari anggota keluarga tersebut masih ada yang berstatus anak-anak. Kemiskinan menjerat dan merampas hak-hak anak akan kebebasannya untuk berekspresi, bermain dan belajar karena mereka diharuskan untuk bergelut dengan dunia kerja yang sangat tidak layak untuk mereka. Mahalnya harga pendidikan yang menjadikan orang tua anak tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya sehingga lebih memilih untuk mengunakan tenaga anaknya demi membantu kehidupan keluarganya. Salah satu pekerjaan yang banyak dipilihkan oleh orang tua anak-anak yang putus sekolah adalah menjadi pemulung. Mungkin profesi pemulung ini di pandang oleh orang tua sebagai pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan oleh anak-anaknya. Padahal sangat berdampak negatif sekali untuk pertumbuhan anak. Aktivitas pemulung biasanya kebanyakan dilakukan di sekitaran tempat pembuangan sampah atau limbah, yang merupakan sumber berbagai macam penyakit. Jadi sangat rentang sekali anak-anak untuk terserang penyakit. Tempat lain yang biasa dijadikan sebagai lokasi kerja para pemulung yaitu disekitaran kompleks perumahan, tetapi tetap pada tempat-tempat pembuangan sampah juga. Khusus di daerah perkotaan, yang mayoritas masyarakatnya sibuk beraktivitas dan sering meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong sering sekali di jadikan kesempatan bagi para pemulung untuk masuk mengambil barang-barang bekas yang ada di dalam rumah tersebut. Kondisi ini sangatlah memperihatinkan dalam membentuk watak dan tingkah laku anak jika kelak dewasa nanti.

Kondisi ekonomi yang sangat rendah menjadikan orang tua tidak mampu untuk berpikir jauh selain bagaimana untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Apalagi jika memang latar belakang keluarga anak tersebut tidak pernah tersentuh oleh pendidikan. Ini juga menjadi faktor sehingga orang tua lebih memilih menyuruh anaknya untuk bekerja daripada bersekolah. Kurangnya pemahaman yang di dapatkan oleh orang tua tentang betapa pentingnya sebuah pendidikan bagi anak menjadikan mereka tidak peduli akan nasib anak-anaknya kelak. Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana agar bisa makan hari ini. Jadi tidak heranlah ketika banyak anak-anak usia sekolah yang bekerja dengan pekerjaan yang tidak pantas mereka kerjakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar