Senin, 29 Juni 2009

Debat Apa hasilnya?

Debat Capres-Cawapres yang dilangsungkan oleh KPU ternyata tidak menghasilkan sesuatu hal yang bisa menjawab segala persoalan bangsa. kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh para calon tak ubahnya hanyalah sebuah dongeng atau puisi yang membuat orang-orang pada larut didalamnya. konten dari perdebatan tidak menyentuh apa-apa yang dialami oleh masyarakat bangsa Indonesia. tak ada tawaran-tawaran yang riil yang bisa dijadikan patokan buat peningkatan kesejahteraan masyarakat. 8 hari lagi pemilihan berlangsung, namun masyaraka masih dikaburkan oleh ketiga pasangan yg akan bersaing, kenapa?karena janji-janji dari mereka semua seakan-akan dan pastinya tidak akan mungkin mereka wujudkan. namun janganlah pesimis untuk memilih meskipun tak ada kejelasan dalam hati kita untuk memilih siapa diantara mereka, paling tidak dengan memilih kita turut mensukseskan Pemilu serta ingin menjadikan bangsa kita ini lebih baik.

Selasa, 02 Juni 2009

PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN

Peranan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan terutama di negara-negara berkembang atau dunia ketiga bekas jajahan harus benar-benar aktif dan positif. Karena pemerintah harus mempunyai sarana utama bagi rakyatnya terutama yang berkenaan dengan upaya meningkatkan tingkat taraf hidup atau tingkat kemakmuran rakyatnya.

Dalam zaman yang segalanya serba global, peranan pemerintah untuk melakukan pembangunan merupakan kunci menuju masyarakat yang lebih makmur. Pada awal pembangunan, investasi harus dilakukan dibidang-bidang yang dapat meningkatkan ekonomi eksternal yakni yang mengarah pada penciptaan overhead social dan ekonomi, seperti tenaga kerja, angkutan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Oleh karenanya, ruang lingkup tindakann pemerintah sangat luas dan menyeluruh. Menurut Arthur Lewis lingkup itu mencakup penyelenggaraan pelayanan umum, penentuan sikap, pembentukan lembaga-lembaga ekonomi, penentuan penggunaan sumber daya, penentuan distribusi pendapatan.

Untuk itu perlu adanya perubahan-perubahan dan tindakan-tindakan dalam hal: perubahan kerangka kelembagaan, perubahan organisasi, over head sosial ekonomi, pembangunan pertanian, pembangunan industri, dan peningkatan perdagangan luar negeri.

ANAK USIA SEKOLAH JADI PEMULUNG

Kemiskinan merupakan penyakit yang di alami oleh bangsa kita dewasa ini. Angka tingkat kemiskinan sangat sulit sekali ditekan oleh pemerintah meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Kemiskinan ini sangat erat kaitannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Faktor kemiskinan ini sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial masyarakat. Fasilitas-fasilitas berupa pelayanan dan pendidikan akan sangat sulit sekali didapatkan jika berstatus miskin. Sehingga banyak orang tua lebih memilih tidak menyekolahkan anaknya dan lebih memilih untuk mengajarkannya hidup mandiri atau mencari uang sendiri. Sehingga jangan heran kalau banyak anak-anak usia sekolah berkeliaran mencari barang-barang bekas disetiap tempat-tempat pembuangan sampah pada saat jam belajar sekolah. Mereka terpaksa melakukan itu karena mereka tidak mampu di sekolahkan oleh orang tuanya disebabkan karena kemampuan ekonominya yang sangat terbatas.

Kaya dan miskin merupakan kelas pembeda dalam kehidupan sosial suatu masyarakat. Biasanya masyarakat yang termasuk kedalam kategori kaya akan menjadi tokoh dalam sebuah masyarakat sebaliknya dengan ,asyarakat yang miskin, mereka akan terkucilkan dan tidak diperhatikan. Kondisi yang seperti ini juga turut berperan dalam penciptaan pekerja anak atau dengan kata lain faktor ini menjadi pemicu agar segenap anggota keluarga turut membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi meskipun dari anggota keluarga tersebut masih ada yang berstatus anak-anak. Kemiskinan menjerat dan merampas hak-hak anak akan kebebasannya untuk berekspresi, bermain dan belajar karena mereka diharuskan untuk bergelut dengan dunia kerja yang sangat tidak layak untuk mereka. Mahalnya harga pendidikan yang menjadikan orang tua anak tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya sehingga lebih memilih untuk mengunakan tenaga anaknya demi membantu kehidupan keluarganya. Salah satu pekerjaan yang banyak dipilihkan oleh orang tua anak-anak yang putus sekolah adalah menjadi pemulung. Mungkin profesi pemulung ini di pandang oleh orang tua sebagai pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan oleh anak-anaknya. Padahal sangat berdampak negatif sekali untuk pertumbuhan anak. Aktivitas pemulung biasanya kebanyakan dilakukan di sekitaran tempat pembuangan sampah atau limbah, yang merupakan sumber berbagai macam penyakit. Jadi sangat rentang sekali anak-anak untuk terserang penyakit. Tempat lain yang biasa dijadikan sebagai lokasi kerja para pemulung yaitu disekitaran kompleks perumahan, tetapi tetap pada tempat-tempat pembuangan sampah juga. Khusus di daerah perkotaan, yang mayoritas masyarakatnya sibuk beraktivitas dan sering meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong sering sekali di jadikan kesempatan bagi para pemulung untuk masuk mengambil barang-barang bekas yang ada di dalam rumah tersebut. Kondisi ini sangatlah memperihatinkan dalam membentuk watak dan tingkah laku anak jika kelak dewasa nanti.

Kondisi ekonomi yang sangat rendah menjadikan orang tua tidak mampu untuk berpikir jauh selain bagaimana untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Apalagi jika memang latar belakang keluarga anak tersebut tidak pernah tersentuh oleh pendidikan. Ini juga menjadi faktor sehingga orang tua lebih memilih menyuruh anaknya untuk bekerja daripada bersekolah. Kurangnya pemahaman yang di dapatkan oleh orang tua tentang betapa pentingnya sebuah pendidikan bagi anak menjadikan mereka tidak peduli akan nasib anak-anaknya kelak. Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana agar bisa makan hari ini. Jadi tidak heranlah ketika banyak anak-anak usia sekolah yang bekerja dengan pekerjaan yang tidak pantas mereka kerjakan.

Dunia Artis dan Politik, sangat Kontras

Dunia artis dinilai sangat kontras dengan politik. Dunia artis merupakan dunia entertainment atau hiburan. Berbeda dengan dunia politik, yang merupakan dunia maha serius bertujuan untuk membangun bangsa, kata pengamat politik Tjipta Lesmana. Melanjutkan artis masuk kedunia politik hanya sinergi. Jadi parpol perlu artis untuk vote getter. Saya yakin artis di DPR tidak mampu, paling di DPR hanya bergoyang dan senyum-senyum, kata Tjipta. Artis yang duduk di DPR jarang yang berbunyi, berteriak keras dan ngotot memperjuangkan daerah pilihannya.

Loyalitas para artis masih diragukan bila duduk di legislatif. Periode Pemilu 2004-2009 ada beberapa artis yang duduk di DPR telah membuktikan. Para artis itu tak berbunyi selama di DPR. Bukan urusan negara atau rakyat yang membuat mereka besar, melainkan karena gosip dan beritanya di infotainment. Simak saja apakah ada artis yang bersuara lantang membela rakyat? Sangat jarang sekali mereka berbicara soal rakyat. Kalaupun ada, pemberitaan tentang artis di legislatif, beritanyapun ditayangkan di infotainment.

Setelah KPU menetapkan hasil perhitungan suara untuk pemilihan legislatif tercatat sebanyak sekitar 15 artis dipastikan lolos kesenayan setelah bertarung dalam pemilu legislatif, 9 April lalu. Mereka adalah Vena Melinda, Tere Pardede, Adjie Massaid, Angelina Sondakh, Inggrid Kansil, Nurul Qomar dan Ruhut Sitompul dari partai Demokrat. Di susul dari partai Golkar yaitu Nurul Arifin, Tantowi Yahya dan Teti Kadi. Sementara PDIP meloloskan Rieke Dyah Pitaloka (Oneng) dan Dedi “Miing”Gumelar. Dari partai Gerindra ada Rachel Maryam serta dari PAN yaitu Eko Patriot dan Primus Yustisio.

Kehadiran semakin banyaknya artis di gedung DPR menurut pengamat politik dari CSIS J. Kristiadi tidak akan menambah kualitas wakil rakyat menjadi lebih baik justru sebaliknya DPR akan semakin lebih terpuruk. Dia meragukan para pesohor itu dapat mengikuti pembahasan-pembahasan di DPR karena wawasan mereka yang tidak memadai,”mereka mengerti politik hukum tidak, itu nanti sudah pasti ngawur”,tegas J Kristiadi.

Keberadaan sejumlah artis memunculkan banyak keraguan atas kinerja mereka nantinya di DPR. Artis tersebut diragukan untuk mampu memberikan sumbangsih yang berarti bagi rakyat yang mereka wakili. Dunia artis sangat berbeda dengan dunia politik, sehingga mereka akan kesulitan memberikan kontribusi yang berarti, misalnya ketika mereka harus terlibat saat pembahasan APBN atau kebijakan negara lainnya. Dunia artis dan politik seperti siang dan malam, sangat jauh perbedaan ilmunya. Banyak para artis yang tidak memeiliki latar belakang yang memadai untuk menjadi seorang wakil rakyat, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa di DPR. Itu bisa dilihat dari para artis yang telah lebih dulu ada di Senayan. Tapi tidak ada larangan bagi mereka, silahkan saja paling tidak buat ramai-ramai, setidaknya di DPR jadi banyak yang cantik daripada lihat politisi saja, hitung-hitung cuci mata.